Idul Fitri sebuah nama yang begitu indah, yah..sebuah hari
yang suci. Dimana semua umat muslim di seluruh pelosok nusantara mengaku
barsalah baik dihadapan Tuhan maupun sesama umat manusia. Tidak hanya itu,
untaian kata – kata yang tertuangpun begitu indah…sepertinya hari itu umat
muslin layaknyak seorang seniman puitikus semua. Coba saja kita lihat sms-sms
yang ada di hp kita masing-masing, atau di BBM bahkan di status Facebook maupun
di twitter. Katakata indah mermohonan maaf begitu memborbardir ruang baca dan
ruang dengar kita.
Sayang, implementasi budaya ini tidak berlaku u satu satun
kedepan pasca idul fitri. 7 hari atau maximal 15 hari pasca lebaran, kita akan
mulai menjumpai kembali kata-kata lain yang terkadang kita mendengarkan saja
merasa risih. Mulai ada umpatan, cacian maupun makian.
Dan begitulah dunia dan waktu berjalan, atas sebab itu secara pribadi tetap bersyukur
dan mengagumi sang Maha Scenario…, betapa hebatnya Dia. Membolak balikan
suasana. Membolak balikan hati umat manusia. Pernah saya menulis dalam sebuah
status di FB bahwa “ Life is Like Pnis “ kadang kencang, kadang loyo, kadang
semangat, kadang loyo. Ini berlaku di hampir sebagian orang mengalami pasang
surut. Baik itu semangat hidup, kepercayaan diri, rejeki, banda dhunya, bahkan
tak terkecuali tentang keimanan atau keyakinan.
Maka dalam kesempatan ini saya secara pribadi memberanikan
diri untuk menulis, bahwa marilah disaat iman kita sedang kuat, secara natural
dan manusiawi kita ajak kawan-kawan disekitar kita untuk dapat mulai membangun
kekuatan iman sebagaimana yang sedang kita rasakan dan kita nikmati
kesemangatan keimanan kita tanpa harus menyombongkan diri bahwa kitalah makhluk
Tuhan yang paling suci. Dan ketika kita sedang loyo-pun, semoga loyonya jangan
sampai keblabasan. Sebentar saja agar dapat kembali online denganNya.
Yuk berdoa bersama “
Ya Tuhan, Tetapkanlah hati ini dalam keadaan iman, islam dan ikhsan baik dalam
kondidi seperti apapun juga tanpa terkecuali “
Pekauman, 1 syawal 1433 H / 19 Agustus 2012