Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Kamis, 20 September 2012

SUDAH ITU SAJA

Sebuah bait untuk para aktifis Indonesia 

Ditengah - tengah segala macam bentuk pesimistis, saya kembali bertanya, masih adakah secercah harapan diluar sana ?

Kemana lagi iman ini akan kita sandarkan ?

Atau kita merasa bahwa kita sudah tidak memiliki pijakan dan juga tempat untuk bernaung sehingga kita harus membungkus optimisme lalu menaruhnya di tong sampah ?

Peruhana itu har
us terus di perjuangkan kawan....

Sebab prihatin saja sudah tidak cukup...
Apalagi hanya berdiam diri saja..........

Jika prihatin bisa menjamin datangnya sebuah perubahan, maka lakukanlah........

Jika diam-mu itu bisa menjamin datangnya perubahan, maka lakukan juga dari sekarang....

Sayangnya si perubahan itu sendiri tidak menyukai dua hal tersebut, lalu bagaimana dia bisa datang....???

Tetap nyalakan api optimisme itu dalam jiwa kita....
Disanalah kita akan menaruh semua mimpi-mimpi kita....

Jika kamu tau bahwa apa yang sedang kita perjuangkan ini sebenarnya bukan urusan
Antara kamu dan aku….
Antara kamu dan mereka…
Antara aku dan mereka….
Anatar kita dengan ibu pertiwi sekalipun...
Atau antara kita dg siapapun...

Tetapi apa yang sedang kita perjuangkan ini hanya urusan antara kita dengan tuhan.

Sudah itu saja............

Sabtu, 08 September 2012

BERBAGI MIMPI DAN HARAPAN DALAM GERAK DAN SUARA


Sebuah Dialog Ringan Yang Sarat Makna 

“ Berbagi mimpi dan harapan dalam gerak dan suara “ adalah sebuah konsep obrolan ringan antar anak bangsa yang ingin belajar mencintai bumi dan tumpah darah ini dengan realistis. Upaya ini telah dilakukan cukup lama, tepatnya dua tahun yang lalu, ketika penulis menginjakkan kaki dengan tegap di tanah kelahiran Banjarnegara, setelah belasan tahun lamanya merantau di kota orang. 

Berawal dari sebuah keprihatinan akan carut marutnya kondisi bangsa, membuat diri ini harus berani memberikan auto kritik “ apa yang sudah saya berikan buat tumpah darah yang menamakan dirinya Bangsa Indonesia ? “ . Rasanya sebagai masyarakat awam yang tidak tau menahu tentang dunia politik, begitu kecil sumbangsihnya untuk kemajuan masyarakat dan Bangsa ini. 

Beberapa kali melakukan obrolan ringan dengan tokoh masyarakat, tokoh pemuda, ulama, pejabat, aparat, politikus, seniman, budayawan dan yang lain. Terbersit rasa pisimistis akan hadirnya sebuah perubahan yang lebih baik kedepan. Pertanyaan-nya adalah “ apa separah itukah keadaan-nya ? tidak adakah harapan baru yang dapat di lahirkan dari relung hati kita masing – masing ? “

Disisi yang lain, sebagian masyarakat masih percaya bahwa suatu ketika akan hadir “ RATU ADIL “ yang mampu membawa harapan dan angin segar akan datangnya sebuah perubahan. Pertanyaan-nya adalah “ Mau sampai kapan kita menunggu si Ratu Adil dan biadab tersebut datang ? “. Ternyata diantara kitapun tidak ada yang bisa menjawab dengan pasti kapan datangnya Ratu Adil yang sekonyong-konyong koder datang kesini, ketempat tinggal kita, di bumi Nusantara tercinta. 

Jutaan persoalan hadir dalam setiap relung kehidupan kita masing - masing, baik secara pribadi, suku, agama hingga Bangsa sekalipun. Sepanjang kita masih mampu menghirup udara, maka persoalan demi persoalan itu hadir sebagai ujian dan ataupun tantangan yang harus kita selesaikan. Kita tidak dapat menghindar darinya dengan berkedok bahwa kita masih berada di zona aman kok. Bahwa kita masih fine – fine saja kok. Sedangkan bagaimana kita mampu membunuh rasa pesimisme ini saja bagian dari persoalan yang mesti kita selesaikan sejak pertama kalinya, sebelum kita urai benang kusut yang sudah bertahun-tahun lamanya. 

Membunuh rasa pesimistis sama halnya dengan menumbuhkan sikap optimisme menatap masa depan. Membangun harapan baru bahwa tidak ada yang namanya Ratu Adil yang datang sekonyong-konyong koder. Ratu Adil ini akan hadir manakala setiap insan anak bangsa mau menyincingkan lengan baju, bahu membahu dan bergandengan tangan membangun kualitas diri dan berbuat yang terbaik untuk kepentingan masyarakat luas. 

Mari kita budayakan “ Berbagi mimpi dan harapan dalam gerak dan suara “, bahwa mimpi itu masih ada. Bahwa mimpi itu harus terus ada. Bahwa mimpi itu harus terus menyala. Kita suarakan mimpi-mimpi ini kepada siapapun yang kita jumpai. Mimpi inilah yang akan terus menggerakan kita untuk terus berikhsan di manapun dan kapapun di mayapadha ini. 

Selamat datang dan Selamat Bergabung Generasi pembaharu !!!
Jabat Erat Jiwa saya untuk Banjarnegara dan juga Bumi Pertiwi
Penulis : Wahono 
( Leader Komisi Wirausaha DPD KNPI Banjarnegara dan Sekretaris 1 MPC Pemuda Pancasila Kab. Banjarnegara )