Berita TERBARU

Sekali lagi Terimakasih Untuk Banjarnegara

Perjalanan jelang event The PREweweh Da y cukup memukau sepanjang sejarah saya membangun sebuah pergerakan di Banjarnegara. Sejak 2009 saya...

Sabtu, 27 Oktober 2012

Persetan dengan Idoel, Kurban !


Hari Raya Idhul Adha atau sering di sebut dengan istilah Badha Besar bagi orang jawa sudah berlalu satu hari yang lalu. ( Jum’at 26 Oktober 2012 ). Kawan satu kampung saya namanya Kang Idoel dengan bangganya menceritakan bahwa saudaranya hari itu telah berkurban 20 ekor sapi besar. Ia bagi-bagikan pada orang-orang yang membutuhkan. Dalam hati, hare gene sapa juga yang gak butuh daging…? Mau miskin atau kaya juga pingin makan daging…., knapa kalimatnya tidak di ganti saja dengan “ membagi-bagikan pada fakir miskin / kaum dhuafa yang membutuhkan ? “ trus km kurban apa dunk kang idoel…??? Tanyaku dengan nada agak sedikit keheranan. Ya…aku si hanya ikut motongin dagingnya aja kang bro…., jawan idul agak sedikit lirih. Hm……..yayaya…

Sekilas cerita pendek tadi mencerminkan bahwa belum ada kebanggan atas kemampuan diri, atas pengorbanan diri terhadap suatu hal. Kebanyakan kita lebih bangga menceritakan kehebatan dan keberhasilan orang lain di luar diri kita. Kita bangga terhadap keberhasilan kota lain di luar kota kita, kita bangga menceritakan kedahsyatan bangsa lain dibandingkan dengan kehebatan bangsa kita. Kita bangga menceritakan budaya bangsa lain sementara budaya sendiri kita pun tidak mengenalnya. 

Idhul Adha adalah guru super dahsyat !!! bahwa tidak ada yang namanya cinta tanpa bukti adanya pengorbanan. Pertanyaan-nya adalah…, Jika kita mencintai kedua orang tua kita, pengorbanan apa yang sudah kita lakukan untuknya? Jika kita mencintai saudara – saudara kita, baik saudara sebangsa, saudara se-agama, saudara suku ataupun saudara kandung sekalipun, pengorbanan apa yang sudah kita lakukan untuk mereka ? jika kita mencintai pasangan hidup kita dan atau keluarga kita, pengorbanan apa yang sudah kita persembahkan untuknya ? jika kita mencintai profesi yang kita tekuni, sudah sejauh mana pengorbanan ini kita lakukan hingga orang lain dapat menyebut kita sebagai seorang yang professional dibidang profesi tersebut? Dan jika kita mencintai Rasullullah SAW dan juga Tuhan Alloh SWT, Pengorbanan apa juga yang sudah kita persembahkan sebagai wujud cinta dan pengabdian kita ? 

Sekecil apapun yang sudah kita perbuat untuk suatu kebaikan baik itu dalam rangka membangun kwalitas diri, lingkungan, masyarakat, kota, agama dan juga bangsa adalah suatu pengorbanan yang patut kita hargai. Kita boleh bangga atasnya. Sebab sedikit pengorbanan ini lebih baik dari pada menuntut, protes atau demo. Ini bukan berarti kita menolak demo, untuk menuntut hak akan suatu hal. 

Jadi kalau kang Idoel terus menerus menceritakan saudaranya itu dan tidak bangga dengan apa yang sudah ia perbuat dalam rangka mensukseskan program-nya saudaranya itu, maka jawabku adalah “ Persetan dengan Idoel Qurban !!! Sebab Kang Idoel tidak pede atas apa yang sudah ia lakukan oleh dirinya “. 

Senin, 22 Oktober 2012

Tekhnik Menyerang Paling Baik adalah BERTAHAN


hehehe....sy update di blog ach....ada yg menarik di pagi jelang siang hari ini...., senin, 22 Okt 2012 di Wall Facebook-ku

Banyak yang tidak setuju dengan status itu sebab ya begitulah cara pandang kebanyakan masyarakat kita saat ini. Tidak bisa menerima sesuatu yang baru yang berbeda dari pakem yang ada. Walau itu hanya sekedar pemikiran. 

Sementara saya tidak terlalu berharap bahwa kawan-kawan setuju ataupun tdk setuju. Cuma dengan penjelesan yang saya sampaikan apakah bisa di terima atau tidak itu terserah anda semua. Saya hanya memberikan analogi-analogi kejadian-kejadian yang real bukan hanya ada di film. 

Tets go to sreen shoot dialognya ya gan…hehehhee……kali aja ada manfaat-nya....



Lanjut, Lets Share Here Again....
and tengkyew buat kawan-kawna yang dah share di Wall Facebook-ku ya....lope u polll pokokke...hehehehe.......
hehehehe....



Sabtu, 20 Oktober 2012

Pramugari Paling Kreatif dan Cantik asal Banjarnegara

Angger ngemben Banjarnegara due Bandara dhewek, kayane kaya kie woro-woro sekang Pramugari sedurung montor mabure mangkat.

“Dulur dulur penumpang, sedela maning montor mabur arep mangkat. Sedurunge inyong karo pramugari liyane arep nidokna cara-cara ngadepi kahanan darurat.”

“Klambi plembungan ana neng dlesepan ngisor korsi, denggo nek montor mabur mandeg neng nduwur banyu. Carane njikot klambi sekang dlesepan terus denggo, tarik taline ben klambine mlembung. Pipa karet dedamu ben lampune kelap kelip dadi bisa dedeleng sekang kadohan. Klambi kuwe aja decolong atawa degawa balik, nek kewenangan bisa detempiling.”


“Montor mabur kiye delengkapi nem lawang, loro nang ngarep, loro nang cewiwi terus loro maning nang buritan. Nek pesawat kurang hawa nggo ambekan, mengko metu dewek masker oksigen sekang loteng. Nek masker mecotot, gageyan denggo, ambekan kaya biasane, aja ngos-ngosan, marakna liyane pada wedi.”


“Semono pengumuman sekang inyong, nek arep maca majalah apa koran, kuwe ana neng dlesepan korsi ngarepe rika kabeh, Majalah Derap Serayu ya ana. Nek arep nguyuh, kakuse nang mburi. Aja nguyuh mbari udud nek konangan detempiling. Aja nguyuh ning kakus ngarep, kae kakuse wong sugih.”


“Wis ya inyong wis kesel, moga-moga kabeh slamet seger waras bisa mudun maning. Kaya kuwe kesuwun.”

Sumber : Website Resmi Pemda Mbanjar