Mengupas sisi budaya Dieng Batur Banjarnegara
Oleh Wahono ( Lurah WFC )
Lah gari ” BIASA BAE “ si ngapa ? saya yakin kita sering sekali mendengar kalimat tersebut dalam kehidupan keseharian kita sebagai warga Banjarnegara. Dalam konteks ini saya tidak akan membahas kalimatnya. Tetapi saya justru tertarik untuk membahas dua suku kata yang ada dalam tanda kutip yakni BIASA BAE. Mengapa ? karena kata-kata tersebut telah menjadi sebuah budaya yang mengilhami dalam setiap tatanan kehiduypan rakyat Dieng Batur Banjarnegara.
Dua suku kata BIASA BAE jika kita renungkan secara mendalam terkandung sebuah nasehat yang luar biasa untuk kita semua kaum muda Banjarnegara. Diantaranya makna atau nilai-nilai yang bisa saya jabarkan antara lain ;
1. Andap Asor (Jawa), Rendah Hati (Indonesia), atau Tawadhu’ (Islam).Andhap Asor adalah sifat yang selalu berusaha untuk merendahakan hati tanpa harus merendahkan diri.
Nabi Muhammad saw, juga telah memerintahkan kita untuk selalu bersikap rendah hati. Dalam sebuah hadits beliau bersabda : ” Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu‘ (rendah hati), sehingga tak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorang tiada menganiaya kepada yang lainnya”. (HR Muslim)
Oleh Wahono ( Lurah WFC )
Lah gari ” BIASA BAE “ si ngapa ? saya yakin kita sering sekali mendengar kalimat tersebut dalam kehidupan keseharian kita sebagai warga Banjarnegara. Dalam konteks ini saya tidak akan membahas kalimatnya. Tetapi saya justru tertarik untuk membahas dua suku kata yang ada dalam tanda kutip yakni BIASA BAE. Mengapa ? karena kata-kata tersebut telah menjadi sebuah budaya yang mengilhami dalam setiap tatanan kehiduypan rakyat Dieng Batur Banjarnegara.
Dua suku kata BIASA BAE jika kita renungkan secara mendalam terkandung sebuah nasehat yang luar biasa untuk kita semua kaum muda Banjarnegara. Diantaranya makna atau nilai-nilai yang bisa saya jabarkan antara lain ;
1. Andap Asor (Jawa), Rendah Hati (Indonesia), atau Tawadhu’ (Islam).Andhap Asor adalah sifat yang selalu berusaha untuk merendahakan hati tanpa harus merendahkan diri.
Nabi Muhammad saw, juga telah memerintahkan kita untuk selalu bersikap rendah hati. Dalam sebuah hadits beliau bersabda : ” Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku agar kalian bertawadhu‘ (rendah hati), sehingga tak seorang pun menyombongkan diri kepada yang lain, atau seseorang tiada menganiaya kepada yang lainnya”. (HR Muslim)